Web blog ini dibentuk mewadahi kegiatan arsitektur . berisi konsultasi dunia perancangan arsitektur
Thursday, July 30, 2009
PENGUMUMAN : PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 (PROGRAM KHUSUS)
1. Arie C.
2. Eka Sutrisno
3. Sendy
Sedangkan untuk peserta lainnya harap mengumpulkan gambar-gambar yang belum dikumpulkan dalam tugas mingguan. Batas pengumpulan adalah hari Jum'at 31 Juli 2009 jam 10.00 wib. Bagi mahasiswa yang tidak melengkapi tugasnya terkena sangsi otomatis dianggap mengundurkan diri karena tidak memenuhi syarat. Harap pengumuman ini diperhatikan dengan seksama.
Dosen Pengampu MK
Heru Subiyantoro, ST., MT.
Wednesday, July 29, 2009
Memotong Bangunan
Gambar potongan dan tampak mungkin lebih mudah untuk dimengerti dari pada gambar denah. Dengan gambar potongan atau tampak kita dapat melihat dalam komposisi secara vertikal. Potongan prinsipnya sama dengan gambar tampak dalam cara menampilkannya. Yang membedakan adalah elvasi yang tergambar disitu adalah elevasi dari bangunan yang yang terpotong menurut sebuah garis potong tertentu. Dengan melihat potongan kita dapat mengetahui beberapa informasi. Informasi tersebut antara lain adalah mengenai bagaimana kondisi ruang pada tempat yang terpotong, susunan struktur, mengatur ruang vertikal.
Kondisi Ruang
Dalam sebuah tampak kita tidak akan dapat mengetahui kondisi ruangan dibalik sebuah dinding pada tampak luar. Untuk mengetahuinya kita harus memotong dengan menempatkan garis potong tepat di ruangan tersebut. Untuk sebuah gambar kita dapat saja memotong dibeberapa tempat sesuai dengan kebutuhan kita. Setelah terpotong kita akandapat melihat bagaimana posisi ruangan terhadap aktifitas pengguna.
Susunan Struktur
Gambar potongan dalam kontek struktur bangunan mempunyai kepentingan yang cukup besar. Antara lain adalah mengetahui sistem struktur yang bekerja pada bagian-bagian yang terpotong. Dengan membaca gambar potongan kita dapat mengetahui ketebalan plat, posisi balok terhadap ruangan, pengaruh kolom pada ruangan dan bagian-bagian ruanga yang digunakan untuk kepentingan struktur.
Ruang Vertikal
Mengetahui komposisi organisasi ruang vertikal penting untuk melihat tingkat gangguan yang dapat terjadi antar ruagn secara vertikal. Kekeliruan dalam menempatkan hubunga secara vertikal dapat memberikan efek yang rumit dalam penyelesaiannya.
PENGUMUMAN PESERTA KONSEP TUGAS AKHIR PERIODE AGUSTUS
1. CITRA SARI DEWI
2. CHANDIKA
3. FARIS MARZUKI
4. AGUS TEGUH SANTOSO
5. FEMIL AR
6. DWI BANGUN
7. ROBHITUL ILMI
8. RIZKY ADITYA
9. LITVINA YR
BAGI MAHASISWA YANG TERCANTUM DALAM DAFTAR TERSEBUT DIATAS DIHARAP MENGUMPULKAN ABSTRAK DARI PROPOSAL TUGAS AKHIR HARI JUM'AT, 31 JULI 2009 JAM 08.00. PERSYARATAN FORMAT ABSTRAK :
- Kertas A4
- hanya 1 lembar
- isi merupakan abstraksi dari proposal anda mengenai proyek tugas akhir.
- spasi 1
- huruf times new romman
PS :
* perkuliahan akan dilakukan secara online, sehingga materi akan diberikan secara online disitus blog "arsitektur on line" , pertanyaan dapat langsung diberikan dengan masuk pada "komentar" dibagian bawah materi yang diposting atau dikirimkan melalui email herusu71@gmail.com
* setiap pengumpulan tugas akan dianggap sebagai kehadiran mahasiswa.
* mahasiswa yang menginginkan tatap muka dapat langsung menghubungi ke ruangan.
* mahasiswa wajib mengingatkan dosen pengampu jika terjadi keterlambatan materi.
Dosen Pengampu MK KTA
Heru Subiyantoro, ST.,MT.
Tuesday, July 28, 2009
PENGUMUMAN 3 KONSEP TUGAS AKHIR (Periode Juli-Agustus 2009)
Dosen Pengampu
Heru Subiyantoro
Monday, July 27, 2009
ESTETIKA TAMPAK BANGUNAN
Tampak bangunan merupakan sebuah gambaran elevasi dari obyek bangunan dilihat dari salah satu arah orientasi. Melihat gambar tampak bangunan merupakan paparan komposisi dari bentuk permukaan bangunan dalam elevasi datar. Apakah penting mengetahui elevasi datar dari sebuah bangunan ? Memahami elevasi datar bangunan dari sebuah arah merupakan sebuah pendekatan terhadap olah tampang bangunan tersebut.
Aspek yang dapat digarap dalam elevasi datar sebuah bangunan antara lain adalah masalah kedalaman permukaan, shade dan shadow, masif dan rangka, transparansi, orientasi permukaan. Semua tersebut memberikan sumbangan yang besar dalam menampilkan wajah dari elevasi tersebut.
Kedalaman Permukaan
Dalam tampak kita dapat melakukan evaluasi terhadap kedalaman tampak bangunan. Kedalaman permukaan akan mempunyai efek besar terhadap “overshadow” yang terjadi di permukaan tersebut. Terjadi pembayangan antara bentuk permukaan bangunan tersebut.
“Shade” dan ”Shadow”
permukaan terbayangi dan bayangan merupakan unsur citra yang dapat memberikan efek kedalaman secara dua dimensi. Jadi efek kedalaman bisa diciptakan dengan kedalaman permukaan sendiri dan juga permainan “shade” dan “shadow” dalam permukaan bangunan.
Pukal dan Rangka
Pukal merupakan wujud dari komposisi yang dapat mempengaruhi efek berat dalam komposisi dua dimensi maupun tiga dimensi. Bentuk yang masif akan memberikan efek berat sedangkan bentuk yang cenderung batang dan lempeng memberikan efek ringan.
Transparansi
Transparansi merupakan efek tembus antar ruang dalam dan luar bangunan. Sehingga transparansi dapat memberikan efek ringan pada obyek. Kecantikan komposisi juga tergantung terhadap gabungan antara transparansi dan kemasifan.
Orientasi Permukaan
Arah hadap permukaan mempengaruhi estetika dari keseluruhan permukaan tampak bangunan. Orientasi permukaan yang bervariasi memberikan sensasi estetis tersendiri. Komponen-komponen yang tersusun dalam permukaan bangunan dapat divariasi dalam arah yang berbeda-beda untuk menciptakan efek 3 dimensi.
Unsur-unsur tersebut jika disusun dalam komposisi tertentu dapat memberikan sensasi estetis. Sehingga setiap permukaan tampak dapat dievaluasi dengan unsur-unsur tersebut sebagai kontrolnya.
Wednesday, July 22, 2009
Mengelola Organisasi Ruang
Organisasi ruang merupakan faktor yang penting dalam tahap awal perancangan. dikarenakan susunan tersebut akan menentukan pola hubungan antar aktifitas ruang yang terdapat dalam bangunan tersebut. Didalam bangunan dapat dipastikan kita akan menemui beberapa kegiatan yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. karakteristik ruang yang berbeda tersebut dikarenakan aktifitas yang terjadi didalam masing-masing ruang tersebut juga berbeda. Batas ruang akan memberikan kesan perhubungan yang berlainan.
Ruang Perantara
Ruang perantara merupakan ruang yang mempunyai fungsi sebagai perantara atau perekat antara ruang-ruang aktifitas utama maupun pendukung. Biasanya ruang ruang ini akan membantu seorang perancang untuk melakukan toleransi terhadap fungsi ruang yang sangat berbeda. Sehingga tidak terjadi perubahan secara drastis dari sisi psikologis pengguna ruangan. Ruangan ini umumnya bersifat publik.
Ruang Aktifitas (Utama & Pendukung)
kegiatan-kegiatan yang penting mempunyai persyaratan yang sudah pakem. Sehingga sedikit toleransi yang digunakan dalam merancang fisik ruangannya. Standar kebutuhan sudah akan aktifitas memerlukan hitungan yang sudah pasti. Umumnya ruangan dengan karateristik ini tidak dapat ditolerir banyak secara fisik.
Ruang Pasif
Ruang pasif ini mempunyai fungsi yang fleksibel atau tidak digunakan untuk aktifitas gerak. Gudang penyimpanan dan tempat menempatkan fasilitas tidak bergerak merupakan kategori yang termasuk dalam jenis ini.
Monday, July 20, 2009
Menata Ruang Dalam
Menata Ruang dalam merupakan pekerjaan yang banyak berdasarkan terhadap susunan organisasi ruang dalam. Sebagian besar perancangan secara tradisi selalu memakai organisasi ruang dan kedekatan aktifitas antar ruang untuk melakukan proses perancangan denah ruang. Ruang-ruang disusun sesuai dengan skematik perhubungan antara ruang. Sehingga sebenarnya denah lebih banyak merupakan gambar susunan skematik ruang, tidak berdasarkan kepentingan kebutuhan ruang arsitektur dalam mencapai kenyamanan “ruang” sebenarnya.
Ruang Perimeter
Ruang-ruang bagian terluar dari sebuah bangunan biasanya banyak diisi dengan jenis ruang publik yang mewadahi aktifitas kegiatan penerimaan terhadap pengguna ruang yang berada didalam dan juga ruang yang berkaitan dengan servis terhadap bangunan. Ruang lobby, ruang tunggu, ruang loading, dan bebebrapa ruang servis merupakan contoh ruang yang menempati bagian perimeter luar bangunan.
Kebutuhan sebenarnya dari penempatan ruang di bagian perimeter luar antara lain adalah masalah aksesibilitas, keamanan, kemudahan teknis, kebutuhan terhadap sinar matahari langsung, kebutuhan sudut pandang ruangan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut membuat ruang-ruang tersebut membutuhkan penempatan dibagian lapisan luar.
Ruang bagian Dalam
Ruang-ruang yang ditempatkan dibagian dalam secara umum merupakan tempat untuk kegiatan inti dari sebuah bangunan. Bagian dalam secara otomatis mempunyai sistem keamanan berlapis dari luar bangunan. Selain itu kegiatan lebih bersifat privasi dari jangkauan aktifitas ruang luar. Ruangan dibagian dalam mempunyai tingkat konsentrasi yang lebih tinggi dalam proses aktifitas.
Ruang Inti
Ruang ini merupakan kategori ruang yang paling dituntut dalam sisi keamanannya. beberapa ruang inti dipergunakan sebagai ruang untuk menyimpan barang dan juga menampung aktifitas keamanan.
Thursday, July 16, 2009
PENGUMUMAN 3 KONSEP TUGAS AKHIR (Periode Juli-Agustus 2009)
TUGAS DIKUMPULKAN HARI SELASA, TANGGAL 21 JULI 2009 JAM 10.00 WIB
DOSEN PENGAMPU
HERU SUBIYANTORO, ST., MT.
Wednesday, July 15, 2009
PENGARUH IKLIM MIKRO : SITE PLANNING
SITE PLANNING
Building Location and Siting
Pada waktu lalu lokasi dan tempat sebuah bangunan sangat ditentukan oleh faktor ekonomi, kelayakan dan harga dari tanah tersebut dan jika pada area pinggiran kota aksesibilitas dan daya dukung inrastruktur. Sangat jarang mempertimbangkan masalah “shelter” atau keterlindungan sebuah lokasi.
Saat sekarang mungkin seiring dengan berkembangnya teknologi perpipaan dan jaringan kabel serta transportasi, hal tersebut tidak terlalu masalah. Permasalahan tentang iklim mikro menjadi penting agar konsumdi energi untuk pemanasan ataupun pendinginan jadi lebih murah. Persoalan energi menjadi isu yang sangat penting dalam pertimbangan desain. Seringkali keperluan aspek “shelter” bertolak belakang dengan kebutuhan akan keinginan akan kelayakan pemandangan yang bagus atau berseberangan dengan perencanaan kota.
Kebutuhan akan rancangan yang mempunyai karakteristik berkelanjutan mempersyaratkan implikasi terhadap masalah transportasi pada lokasi. Dan isu tersebut mengangkat masalah desain arsitektur bioklimatik yang sangat sensitif dengan urursan “Physical Characteristics” dari sebuah site; mengenai arah angin dan sinar matahari, kelayakan dari “shelter” (keterlindungan) atau permukaan lahan.
Objectives (sasaran) :
- Menempatkan bangunan untuk mendapatkan manfaat dari kondisi iklim mikro.
- Pertimbangkan terhadap insolasi dan shelter ketika pemanasan ruang dibutuhkan
- Pertimbangkan terhadap aliran udara segar, untuk pendinginan.
Kriteria lainnya
Secara umum kriteria lainnya akan direspon ketika mengerjakan perancangan bangunan. Hal tersebut termasuk masalah view (pemandangan), jenis dari langit, dan elemen kultural dari lingkungannya.
INSOLATION (INSOLASI)
Dengan menggunakan skala tertentu atau model atau pola pembayangan pada lahan, kita dapat menganalisa pembayangan sinar matahari terhadap lahan perancangan. Pembayangan dapat diakibatkan adanya topografi lahan, kondisi eksisting dan bangunan serta vegetasi.
Penataan bangunan dan vegetasi menjadi faktor yang menentukan dalam mengatur akses sinar matahari untuk mendapatkan panas. Dengan menempatkan bangunan yang lebih tinggi berada pada deretan belakan bangunan lebih rendah maka akan memperbesar peluang untuk mendapatkan pemanasan terhadap bangunan.
WIND (ALIRAN ANGIN)
Pertimbangan terhadap aspek ini adalah untuk mendapatkan pembayangan pada situasi panas dan untuk mendapatkan ventilasi uadara segar pada saat pendinginan.
Pada kondisi panas, aliran angin dingin akan meningkatkan proses heat loss sehingga lingkungan jadi lebih terasa dingin. Aliran angin tersebut akan bekerja untuk mendinginkan beberapa permukaan elemen bangunan(dinding, atap, dll) dan juga meningkatkan infiltrasi melalui bukaan bangunan. Tanaman sebagai pelindung (shelter) mempunyai fungsi untuk pembayangan terhadap bangunan. Namun hal tersebut dapat menjadi masalah untuk proses aliran angin menuju bangunan. Terlalu banyak dan padat tanaman yang melindungi bangunan juga akan mengurarngi infiltrasi menuju bangunan. Di negara-negara Eropa penempatan tanaman mempunyai aturan tertentu agar terjaga dari aspek lingkungan dan kepentingan untuk kesehatan bangunan tersebut. Desain juga harus mempertimbangkan terhadap arah datang aliran angin beserta jarak antar bangunan dan tanaman sendiri.
Pada kondisi pendinginan, sangat penting untuk mengatur arah lairan angin dengan menggunakan susunan tanaman yang terdapat disekitarnya dan juga melalui topografi atau permukaan tanah.
COOLING (PENDINGINAN)
Kebutuhan terhadap proses pendinginan pada bagian belahan Utara dan Selatan berbeda. Di negara Eropa khususnya, bagian utara rata-rata tak terlalu banyak membuthkan penganan yang spesifik terhadap masalah pendinginan. Namun pada bagian Selatan menuntut penggunaan bahan yang ringan, termal inersia bangunan rendah, penggunaaan vegetasi, topografi, natural ventilasi, reduksi terhadap insolasi pada saat kondisi dingin.
Di bagian Selatan orientasi Barat dihindari. Sangat sulit untuk membuat pembayangan sebab altitude rendah saatsore hari dan temperatur yang sangat tinggi pada siang hari.
Monday, July 13, 2009
Pengaruh Tapak Lingkungan (2) ; Topografi hubungannya dengan Temperatur Udara dan Pergerakan Udara
Hal tersebut dapat dijelaskan secara teori udara dingin mempunyai kepadatan tinggi volumenya. sehingga udara dingin mempunyai berat yang lebih besar dan akibatnya menempati bagian bawah dan mendorong keatas udara udara panas ke atas. hal ini juga menjelaskan proses konveksi. Dalam proses ini berarti juga terjadi efek pergerakan udara sehingga terjadi perbedaan tekanan.
Dalam hal perancangan bangunan, bagian belakang dari sebuah kondisi (leeward) sebuah bukit merupakan posisi yang bagus ketika persyaratan lainnya memungkinkan. Tanaman akan dapat membantu dalam pengaturan tekanan angin yang terlalu besar sehingga dapat terasa nyaman dikulit dan dapat membuat pembayangan sehingga terhindar dari terik sinar matahari secara langsung yang panas. Untuk iklim dengan kelembaban tinggi sangat dibutuhkan aliran udara sehingga dapat menghapus kadar kelembaban dipermukaan kulit kita. Dengan menempatkan pada posisi bangunan yang penuh dengan tekanan udara maka akan terjadi aliran udara yang membantu kondisi tersebut.
Ciri khas bangunan tropis agar nyaman adalah adanya pembayangan dan penciptaan aliran udara. Namun begitu juga harus di sinkronkan dengan kebutuhan lainnya yang juga sangat penting seperti kebutuhan cahaya.
Saturday, July 11, 2009
PENGARUH TAPAK LINGKUNGAN (1)
1. Perhatikan kondisi kontur permukaan tanah yang terdapat dilokasi. Aspek ini menjadi sangat penting ketika daerah yang ditempati merupakan wilayah dengan surah hujan yang tinggi. Tempat yang tinggi dapat diperuntukkan bagi bangunan dengan kegiatan utama dari obyek perancangan. Selain hal tersebut akan memudahkan untuk melakukan pengelolaan terhadap saluran pembuangan air, karena pembuangan air umumnya mempergunakan ketinggian sebagai pendorong aliran air.
2. Kondisi batas tapak, merupakan faktor penting dalam mempertimbangkan beberapa hal dalam perancangan arsitektur. Perancangan arsitektur akan memerlukan referensi kondisi batas lingkungan untuk menentukan akses masuk ke lokasi sesuai kebutuhan obyek rancangan. kondisi tapak lingkungan juga akan memberikan kontribusi dalam memutuskan arah hadap dari bangunan dan arah pandang yang bagus.
3. Potensi bangunan dan aktifitas sekitar lokasi. Tidak semua bangunan dan aktifitas disekitar lokasi perancangan mempunyai manfaat yang menguntungkan bagi rancangan bangunan kita. sehingga perlu sekali menentukan zoning yang tepat bagi aktifitas bangunan kita.
Friday, July 10, 2009
PENGUMUMAN : PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 (PROGRAM KHUSUS)
1. mahasiswa yang berhak mengikuti program khusus Perancangan Arsitektur 3 adalah yang sudah terdaftar dalam absen peserta.
2. mahasiswa wajib mengikuti jadual daftar acara perkuliahan tanpa alasan apapun.
3. pengumpulan setiap tugas dilakukan paling lambat sehari setelah jadula asistensi dengan pengumpulan maksimal jam 10.00 pagi. tidak ada toleransi apapun kepada mahasiswa yang terlambat atau dianggap tidak mengumpulkan.
4. pertemuan dilakukan sesuai jadual acara perkuliahan dan materi dapat langsung di download di situs herusu71.blogspot.com (arsitektur on line).
5. jika dosen berhalangan hadir untuk tatap muka langsung, maka materi di "arsitektur on line" dianggap sebagai penganti tatap muka langsung mata kuliah. segala pertanyaan dapat dialamatkan ke email yang telah tersedia.
6. tidak mengumpulkan tugas akan berakibat terhadap berkurangnya nilai poin yang anda kumpulkan untuk hasil akhir.
7. asistensi dapat dilakukan pada jadual kehadiran sesuai daftar acara perkuliahan yang telah diumumkan.
8. pertemuan dilakukan sebanyak 12 kali.
Dosen Pengampu
Heru Subiyantoro, ST.,MT.
Thursday, July 09, 2009
Rumah Susun Sadang Serang
Desain Gemawang Swaribathoro
__________________________________________________
Materi Gambar ini disajikan untuk bahan kajian menyelesaikan tugas SPA 3 tentang rumah susun
-----------------------------------------------------------------------PENGUMUMAN : PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 (PROGRAM KHUSUS)
PS : Semua pertanyaan dan komentar dapat dilakukan melalui masing-masing topik dibagian "komentar" dibawah postingan tersebut.
DOSEN PENGAMPU
Heru Subiyantoro, ST., MT.
Wednesday, July 08, 2009
Contoh Bangunan Rumah Susun Sewa Di Jakarta
Berikut adalah contoh-contoh proyek RUMAH SUSUN di JAKARTA
· RUSUN MARUNDA
· RUSUN ROROTAN
· RUSUN RAWA BEBEK
· RUSUN TAMBORA
· RUSUN PENGADEGAN
Sumber : Dinas Perumahan Provinsi DKI Jakarta
____________________________________________________
Materi ini disampaikan sebagai suplemen Studio Perancangan Arsitektur 3
----------------------------------------------------------------------------
FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KINERJA RUSUNAWA DI BANDUNG STUDI KASUS: RUSUN SARIJADI
YANG MEMPENGARUHI KINERJA RUSUNAWA DI BANDUNG
STUDI KASUS: RUSUN SARIJADI
Andi Harapan S.
Sugeng Triyadi S.
Abstrak
Penjaminan kinerja bangunan merupakan isu penting yang belum banyak diangkat di Indonesia. Isu ini sudah banyak berkembang di luar negeri, karena terkait dengan daur hidup bangunan. Didalam penelitian ini isu ini dikaitkan dengan Rusunawa sebagai studi kasus. Makalah ini bertujuan untuk mencari model penjaminan kinerja bangunan Rusunawa yang dikaitkan dengan daur hidup bangunan (building lyfe-cycle). Metodologi yang digunakan untuk mencari faktor determinan kinerja bangunan adalah dengan pendekatan matriks (matrics approach), yang membreak-down kinerja bangunan secara keseluruhan, sehingga didapatkan objek kinerja bangunan. Kinerja bangunan terkait dengan seluruh fase bangunan tersebut, yang mencakup fase predisain, fase desain, fase konstruksi, dan fase pemakaian (Minnesota Sustainable Design Guide, 2000). Fase predesain mencakup: project initiation, programming, dan pemilihan site. Fase desain mencakup : desain schematic, desain development, dokumen konstruksi dan spesifikasi. Fase konstruksi mencakup : bidding and award, konstruksi, dan commissioning. Fase occupancy mencakup : start-up, operation & maintenance, dan next use.
Kajian ini lebih menekankan pencarian faktor determinan yang mempengaruhi kinerja bangunan pada fase occupance yang menyangkut masalah operasi dan maintenance bangunan Rusunawa di Bandung, dengan melihat pengaruhnya terhadap bangunan tersebut.
Kata kunci : faktor determinan, kinerja bangunan, Performance Metric, Rusunawa
_____________________________
Kesimpulan dari makalah diatas adalah :
Berdasarkan performance metric yang digunakan untuk menentukan faktor determinan yang mempengaruhi kinerja Rusunawa berdasarkan life cycle project Rusunawa, maka didapat (sebagai kesimpulan sementara) bahwa factor-faktor determinan yang mempengaruhi Rusunawa adalah:
1. Tahap Prarancangan. Pada tahap ini yang paling berpengaruhi kinerja Rusunawa adalah pemilihan lokasi, konsep penghematan energi, konsep kenyamanan, konsep penghematan biaya, dan konsep lingkungan yang harus dipikirkan secara matang melalui strategis planning yang baik (tahap programming).
2. Tahap Desain, yang merupakan tahap perencanaan bangunan, yang dibuat melalui desain review, memakai material awet dan bebas perawatan, detail-detail konstruksi yang mudah perawatannya, dan mudah mengoperasikannya.
3. Tahap Konstruksi. Dilakukan melalui commissioning, antara lain pemakaian peralatan bangunan yang hemat energi, tidak merusak lingkungan.
4. Tahap Occupancy. Meliputi tahap penghunian dan operasional bangunan, penghematan sumber daya alam, hemat energi, mudah perbaikan dan penggantian, dan lain-lain.
Makalah ini merupakan makalah yang masih perlu dilengkapi dengan temuan-temuan yang baru untuk penyempurnaan. Makalah ini masih terbatas pada pencarian kinerja awal yang mempengaruhi kinerja bangunan berdasarkan data awal, yaitu tinjauan lapangan dan studi
literatur.
*kutipan makalah ilmiah diatas merupakan bahan kajian dalam pertimbangan perancangan rumah susun sehingga dapat dipersiapkan konsep-konsep yang dapat mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi dalam perancangan maupun dalam proses okupansi*
______________________________________________________________
Materi ini disampaikan sebagai suplemen mata kuliah studio perancangan arsitektur 3
----------------------------------------------------------------------------------------
Daftar Acara Perkuliahan Program Khusus Juli-Agustus 2009
Penjelasan Tugas Perkuliahan & Pembagian Soal
2. Kamis 09 Juli 2009
Kuliah Tentang Obyek Perancangan & Eksplorasi Konsep Arsitektur
3. Selasa 14 Juli 2009
Pengaruh Tapak Lingkungan & Asistensi Tugas : Lay Out Plan
4. Kamis 16 Juli 2009
Potensi Iklim Mikro & Asistensi Tugas : Site Plan
5. Selasa 21 Juli 2009
Pengaruh Ruang Luar Terhadap Ruang Dalam & Asistensi Tugas : Denah Lantai
6. Kamis 23 Juli 2009
Pengelolaan Organisasi Ruang & Asistensi Tugas : Denah Lantai
7. Selasa 28 Juli 2009
Estetika Tampak Respon Terhadap Lingkungan & Asistensi Tugas : Tampak Bangunan
8. Kamis 30 Juli 2009
Mengatur Ruang Dalam Dengan Potongan & Asistensi Tugas : Potongan Bangunan
9. Selasa 04 Agustus 2009
Mengelola Lingkungan & Asistensi Tugas : Tampak Site & Potongan Site
10. Kamis 06 Agustus 2009
Sisi Artistik Sebuah Ruang & Asistensi Tugas : Perspektif Interior
11. Selasa 08 Agustus 2009
Membentuk Lingkungan Artistik & Asistensi Tugas : Eksterior
12. Kamis 14 Agustus 2009
Evaluasi Akhir & Asistensi Tugas : Cek Kelengkapan gambar
PENGUMUMAN 2 KONSEP TUGAS AKHIR (Periode Juli-Agustus 2009)
Dosen Pengampu
Tuesday, July 07, 2009
Komunikasi Gambar Tampak
Sebuah bangunan dikatakan menarik karena tampak bagian luar bangunan mempunyai tampilan atau komposisi yang sangat menarik. Komposisi yang menarik mempunyai pemahaman yang berbeda-beda. Komposisi ini hanyalah sebuah ide kreatif secara subyektif yang disodorkan oleh seorang perancang. Beberapa parameter dapat dijadikan ukuran untuk melakukan kontrol agar tujuan tematik nya dapat tercapai.
Komposisi Tampilan Massa Bangunan
Komposisi tampilan massa bangunan akan terlihat dengan jelas ketika kita melihat tampak dari bangunan. Tampak bangunan akan memberikan potensi keindahan tersendiri dalam mengelolam daya tarik terhadap sebuah sudut pandang. Komposisi yang baik adalah yang mempunyai daya tarik dari setiap sudut pandang yang dianggap potensial. memang tidak semua sudut pandang mempunyai potensi untuk dinikmati, namun hanya sudut pandang tertentu yang dianggap berpotensi saja yang harus di berikan tekanan olahan dengantujuan estetis. Susunan antara massa pukal dan rangkaian tektonika akan menjadikan estetika tampang bangunan.
Kedalaman
Kedalaman merupakan salah satu aspek yang dapat memberikan efek tiga dimensi terhadap sebuah obyek rancangan. Obyek rancangan yang bagus dapat melakukan pengelolaan terhadap komposisi kedalaman sehingga menghasilkan komposisi gelap terang.
Harmonisasi Alam dan Buatan
tampak yang bagus juga harus memberikan harmonisasi antara olahan natural dan massa bangunan. perhatikan ketika kita menyusun garis-garis natural dan garis-garis tegas bangunan. usahakan sebuah komposisi antara yang alami dan buatan.