Monday, February 23, 2009

Sikap pada waktu Presentasi Sidang

Metode Berbicara
Dalam memberikan presntasi arsitektur diharapkan mahasiswa yang melakukan proses presentasi dapat mengendalikan atau mengontrol teknik pembicaraan dengan aturan secara umum seperti dibawah ini.
1. Jangan terlalu banyak mengulang kata-kata penyela seperti ‘ee..’ , ‘begini...’, ‘yak....’, atau kata yang sering dipakai secara berulang-ulang.
2. gunakan kalimat-kalimat yang mudah untuk dimengerti dengan mengikuti aturan bahasa Indonesia yang benar.
3. jika menggunakan istilah yang baru untuk suatu disain harus memberikan definisi yang jelas terhadap istilah tersebut.
4. Gunakan intonasi yang bervariasi untuk menekankan suatu persoalan atau kalimat yang memerlukan suatu perhatian.
5. Aturlah pembicaraan dalam suatu skenario yang runtut sehingga mudah untuk dibaca alur pembicaraannya.
6. Jangan memotong pembicaraan penguji sebelum selesai memberikan pertanyaan atau tanggapan.

Metode Gerakan
1. Gunakan gerakan tangan untuk mengarahkan suatu petunjuk gambar atau tulisan atau sketsa.
2. Tataplah selalu orang yang mengajak berbicara atau memberikan pertanyaan kepada anda agar dapat fokus menangkap arah pembicaraan.
3. berusahalah untuk selalu berpindah tempat agar tidak terlalu lama dalam suatu posisi berdiri pada satu tempat.
4. Berdirilah dalam posisi siap sebelum moderator menanyai anda untuk siap melakukan presentasi.
5. Segeralah memulai presentasi ketika moderator telah mempersilakan untuk memulai.

Tuesday, February 10, 2009

Studi Kasus : KONSEP ARSITEKTUR HIJAU

Mewujudkan Bangunan Arsitektur Hijau

Permasalahan krisis lingkungan dan krisis energi (listrik, BBM) yang diiringi dengan semakin menyusutnya ruang terbuka hijau mendorong berbagai kalangan (arsitek, arsitek lanskap, desainer interior, produsen bahan bangunan, dan lain-lain) untuk berpikir ulang tentang paradigma membangun rumah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, atau arsitektur hijau.

Konsep hijau

Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang arsitektur hijau. Ada yang beranggapan besaran volume bangunan (koefisien dasar bangunan/KDB) harus lebih kecil dari koefisien dasar hijau (KDH) pada total luas lahan. Perbandingan KDB (50-70 persen) dan KDH (30-50 persen) yang seimbang diharapkan mampu mewujudkan hunian ideal dan sehat secara konsisten.

Keterbatasan lahan mendorong optimalisasi setiap jengkal lahan dan fungsi setiap ruang. Tidak ada ruang yang terbuang atau mati. Ketersediaan lahan hijau dikembangkan optimal di halaman depan, samping, belakang, serta teras balkon depan, dan tengah/samping. Taman merupakan bagian dari penghijauan rumah yang bertujuan memperbaiki kualitas lingkungan kota, mendinginkan udara sekitar rumah, mendapatkan pemandangan alam, dan ruang bermain. Tidak sekadar hijau.

Cukup adalah cukup. Gejala perbesaran volume bangunan rumah-rumah tinggal sudah waktunya dialihkan karena sangat tidak efisien dan tidak efektif (boros waktu dan dana) serta tidak aman (secara sosial). Kebutuhan utama penghuni rumah menjadi prioritas utama. Massa bangunan lebih menjadi ruang-ruang fungsional.

Arsitektur hijau mengoptimalkan lahan rumah sebagai ruang hijau kota. Rumah dengan konsep arsitektur hijau merupakan reinterpretasi sosial budaya masyarakat terhadap alam dan kehidupan tempat tinggalnya.

Senyawa arsitektur + hijau

Desain rumah dan ruang-ruangnya sesuai dengan karakter kepribadian penghuni rumah. Sebagai suatu senyawa, arsitektur bangunan rumah dan taman tentu harus selaras. Untuk mendekatkan diri dengan alam, fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar. Ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang keluarga ditarik ke taman belakang atau ke taman samping, atau kamar mandi semi terbuka di taman samping. Sebaliknya, fungsi ruang keluar menerus ke dalam ruang. Ruang tamu atau ruang keluarga hingga dapur menyatu secara fisik dan visual.

Rumah dan taman mensyaratkan hemat bahan efisien, praktis, ringan, tapi kokoh dan berteknologi tinggi, tanpa mengurangi kualitas bangunan. Bentuk geometris dan proporsional tetap sangat menonjolkan bentuk dasar arsitektur yang tegas.

Arsitektur hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih.

Keterbukaan ruang-ruang dalam rumah yang mengalir dinamis. Keterbatasan rumah mensyaratkan teras-teras lebar (depan, samping, belakang), ketinggian lantai yang cenderung rata sejajar, distribusi void-void, pintu dan jendela tinggi lebar dari plafon hingga lantai dilengkapi jalusi (krepyak), dinding transparan (kaca, glassblock, fiberglass, kerawang, batang pohon), atap hijau (rumput) disertai skylight.

Penempatan jendela, pintu, dan skylight bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara tepat, bersilangan, dan optimal pada seluruh ruangan.

Keberadaan tanaman hidup di ruang dalam atau di taman (void) berguna menjaga kestabilan suhu udara di dalam tetap segar dan sejuk.

Pintu dan jendela kaca selebar mungkin dan memakai tembok dan kusen seminim mungkin menjadikan ruang terasa lega. Pintu dan jendela bisa dibuka selebar-lebarnya. Lantai teras dan ruang dalam dibuat dari material sama dan menerus rata (tidak ada beda ketinggian lantai) membuat kesatuan ruang terasa luas dan menyatu dengan ruang luar (taman) di depannya.

Dinding, pintu, dan jendela dari media kaca memberikan bukaan maksimal. Dinding luar transparan sangat efektif mengembalikan kembali hak ruang luar (taman) ke dalam bangunan. Dinding ruang yang menghadap ke teras di penuhi jendela dan pintu kaca (lipat) yang lebar dan panjang hingga menyentuh lantai dan menciptakan kesatuan visual antara ruang dalam rumah dan teras.

Dinding bangunan atau dinding pagar dapat pula ditumbuhi tanaman rambat sebagai kulit hijau bangunan yang berfungsi sebagai penghambat radiasi sinar matahari dan menjaga kestabilan suhu permukaan dinding serta menyejukkan visual sekitar.

Bagi lahan yang sempit, taman dapat diletakkan di tengah-tengah rumah yang berfungsi sebagai pengikat semua unsur rumah. Kamar tidur, ruang tamu/keluarga, dan dapur diarahkan mengelilingi menghadap ke arah taman.

Teras atas dan atap rumah merupakan lahan potensial sebagai lahan hijau, seperti atap rumput, teras rumput, atau taman teras atas. Atap dan teras atas yang ditutupi rumput merupakan konsekuensi pengembalian fungsi ruang hijau yang telah diambil oleh massa bangunan di bawahnya.

Optimalisasi void menciptakan sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami yang sangat membantu dalam penghematan energi. Desain void yang tepat dapat mengurangi ketergantungan penerangan lampu listrik terutama di pagi hingga sore hari dan pemakaian kipas angin atau pengondisi udara yang berlebihan. Void dalam bentuk taman (kering) dapat berfungsi sebagai sumur resapan air.

Persenyawaan bangunan dan taman dalam konsep arsitektur hijau memiliki banyak keuntungan bagi rumah itu sendiri, lingkungan sekitar, dan skala kota secara keseluruhan. Rumah memiliki sistem terbuka. Maka, setiap rumah yang dibangun berdasarkan konsep arsitektur hijau dapat mengurangi krisis energi listrik dan BBM serta krisis kualitas lingkungan sekitar.

NIRWONO JOGA, Penggiat Arsitektur Hijau

STANDAR HASIL KONSEP TUGAS AKHIR

STANDAR HASIL

MATA KULIAH KONSEP TUGAS AKHIR

Dalam menghasilkan mahasiswa yang lulus tugas akhir jurusan mempunyai kepentingan untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai baku mutu dalam bidang presentasi arsitektur.

Diharapkan bagi mahasiswa setelah melalui mata kuliah konsep tugas dapat memberikan nilai tambah dalam cara mem-publikasikan hasil karya masing-masing dengan cara yang lebih profesional.

Porto Folio

Porto folio merupakan sarana bagi mahasiswa peserta tugas untuk membantu presentasi tentang ide konsep rancangannya.

Porto folio merupakan bagian dari presentasi yang diberikan kepada juri penilai sebagai pegangan untuk memberikan evaluasi terhadap ide konsep tugas akhir yang dibuat oleh mahasiswa.

Format

Kertas ukuran 21x21 cm. (A4 dipotong bujursangkar)

Cover dilapis plastik, kertas lebih tebal.

Warna bebas

Dijilid dengan spiral (warna bebas)

Panel Konsep

Panel konsep merupakan sarana presentasi yang dipakai untuk menjelaskan konsep secara subtansial dalam lembar karton tebal berbentuk panel.

Panel konsep merupakan bagian dari alat presentasi yang dipasang pada bagian depan sebagai papan penjelas untuk audiens yang mengikuti proses sidang tugas akhir.

Format 1

Kertas karton dasar panel 2 mm ukuran A3 bersambung (dapat dilipat)

Kertas materi ditempel ukuran A3 atau yang sesuai dengan kertas dasar

Kertas dasar dibingkai dengan lis garis warna biru, hijau atau hitam.

Format 2

Dalam bentuk X-banner

Gambar Pra-rancangan

Gambar pra-rancangan yangharus dihasilkan oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah konsep tugas akhir adalah :

1. Lay Out Plan

Skala 1 : 200

2. Tampak Site

Skala 1 : 100

3. Perspektif Interior

Kertas A3

4. Perspektif Eksterior

Kertas A3

Lay-Out Plan, berfungsi untuk mengetahui sejauh mana anda dapat menerpakan ide-ide dasar yang dikembangkan dari tematik anda dalam pengolahan ruang, hubungan ruang dalam dan ruang luar, hubungan ruang dengan ruang dalam bangunan, konfigurasi massa dalam tapak, teknik pelubangan yang menghubungkan ruang dalam dan ruang luar.

Tampak Site, merupakan alat anda untuk menjelaskan terapan konsep ide yang berhubungan dengan tampilan permukaan bidang-bidang tampak bangunan. Tampak bangunan juga dapat dilihat dalam gambar ini dengan sistem pengolahan yang dipakai pada permukaan-permukaan bangunan.

Perspektif Interior, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui perlakuan anda sehubungan dengan ide-ide dasar yang anda terapkan secara menyeluruh terhadap ruangan secara total. Ide ruang yang muncul dapat menjadi acuan terbesar dalam proses penilaian terhadap proses kreatifitas.

Perspektif Eksterior, berfungsi untuk mengetahui artist impression dari suatu disain secara keseluruhan.

Gambar pra-rancangan adalah gambar yang dipakai sebagai dasar untuk membuat gambar pengembangan. Gambar-gambar yang terdapat di gambar pra-rancangan merupakan principal drawing yang masih memungkinkan adanya pengembangan ide-ide yang lebih detil dan cermat, bukan mengubah ide-ide dasar.

Presentasi Digital

Untuk kepentingan presentasi mahasiswa juga harus membuat presentasi dalam bentuk powerpoint atau flash macromedia.

Alat presentasi ini merupakan alat yang menggunakan alat bantu LCD dan komputer/notebook. Penggunaan alat bantu teknologi yang lebih canggih merupakan adaptasi terhadap kemajuan teknik presentasi.

Software/ perangkat lunak

Powerpoint

Flash Macromedia

Animator Play/3DS

Software sejenis

Hardware/ Perangkat Keras

LCD Projector

Notebook/Laptop/PC

Tuesday, February 03, 2009

DAFTAR PENGUMPULAN SOFTCOPY PA 5

DAFTAR MAHASISWA YANG SUDAH MENGUMPULKAN SOFTCOPY
NO NAMA

1 JEFRY FERNANDO
2 DIAN PRASETYO
3 HANDY CHANDRA PRATAMA ( V )
4 SOVIE PRATIWI
5 BAGUS SUGIONO
6 FARAH ISLAMI
7 DWI BANGUN SETYADI
8 DEKI RENOLTIRONI
9 FITRIA KUSUMA ARUM
10 RESTIANA WULANDARI
11 WELLY ARTANTA EFENDI
12 LITVINA YUNISTYA
13 LUKI ANDRIYAN
14 CITRA SARI DEWI
15 FEMIL AFRIANA RAHAYU
16 CHRISTIEN ROSALINA
17 WIDYA PERMANA NUFRIT ( V )
18 GAYUH SURYA PRIMANAN
19 RIZKY ADITYA WIJAYA ( V )
20 REIZA ARIE HARDANA
21 KIKI YULIA PUSPITA
22 LIANA HERYATI
23 MUHAMMAD DEDIK
24 MOCH RIFAN
25 MUHAMMAD AKHYADIN
26 ERINA HUDI PRASASTI
27 SYAHIR MAHDI ALAYDRUS ( V )
28 SITI ERNAWATI ( V )
29 HANMDI SYAHIRUL
30 ARIF DWI KURNIAWAN
31 MUHAMMAD SADUN
32 RINA AGUSTIN
33 ROBTHUL ILMI
34 NUR WULAN KARTIKA
35 NUNIK ROHMADIAN ( V )
36 SUNGSANG EKO WAHYONO ( V )
37 CHANDIKA WAHYU DWI
38 JAYANTO RIZKY ( V )
39 NUGROHO KUSUMO
40 DODDY ACHMAD ZUNAIDDI
41 FARIS MARZUKI
42 AGUNG ADI WIBOWO
43 HENDRA ARIWIBOWO
44 ARIF AMRETA DWI
45 MASYKUR TRI HERYADI
46 ANGGORO WIDISENO ( V )
47 HENDRA ISNAWADI
48 NELIA ALBERTINA
49 ARDINA PERMATA SARI ( V )
50 AGUS TEGUH SANTOSO ( V )
51 IBY PAMUKAS
52 CAHYO HADI PRABOWO ( V )
53 ZULFIYANA WIDOWATI

KET: ( V ) yang sudah mengumpulkan