Beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam melakukan perancangan arsitektur meliputi aspek dibawah ini.
a. Energi
Bangunan secara umum mempunyai fungsi spesifik seusuai dengan tujuan peruntukannya. Kecenderungan umumnya adalah untuk simbil dan ekspresi estetik dari arsitektur. Bangunan rumah tinggal bertujuan untuk keamanan dari penghuni serta sebagai tanda kepemilikan. Dalam tujuan yang lebih penting lagi, bangunan diperuntukkan sebagai fungsi utama nya adalah perlindungan bagi kegiatan manusia. Dimana bangunan melakukan fungsinya merubah kondisi ekstrem diluar menjadi kondisi yang cocok dan dapat diterima bagi lingkungan manusia. Kita ketahui bahwa kondisi alam diluar bisa sangat tidak bersahabat dengan kebutuhan manusia. Cuaca dingin atau panas yang terlalu berlebihan apalagi dengan durai yang cukup lama tentu akan mengganggu kebutuhan kenyamanan manusia jika tanpa bangunan sebagai “shelter”. Dalam waktu lampau, bangunan melakukan modifikasi iklim prinsipnya didasarkan pada posisi lokasi dan model bangunan. Model bangunan melindungi dari salju, hujan, angin serta matahari. Secara umu bangunan tradisional melakukan respon secara “passive”. Bangunan akan menjadi adaptor (ubah-suai) terhadap elemen-elemen yang mengganggu, cuasa dingin, temperatur tinggi, atau angin yang terlalu kencang. Jumlah energi yang dapat digunakan secara langsung untuk kebutuhan manusia menuntut dilakukannya beberapa modifikasi untuk mengelolanya. Terutama dalam bentuk panas untuk memasak dan pemanas ruangan dan cahaya untuk kebutuhan malam hari. Saat ini energi mumpunyai harga yang mahal. Dengan langkanya fosil sebagai penyumbang utama kebutuhan energi maka semakin lama kebutuhan konsumsi energi akan membutuhkan pengeluaran cukup besar. Sebagian besar orang baik perancang ataupun pengguna, lebih mudah memasang menggunakan pemanas daripada mengatur denah, memasang pendingina daripada mengatur ventilasi, dan menyalakan lampu daripada mengatur bukaan disiang hari. Disini kita memahami kenapa konsumsi energi kita menjadi cukup besar dan tentu tidak mempunyai konsep “sustainable”. Secara umum kebutuhan sebuah rumah tinggal berhubungan dengan elemen dari iklim yaitu temperatur, angin, dan kecukupan cahaya. Kebutuhan yang berhubungan dengan iklim dalam rumah hunian meliputi :
• Heating, untuk musim dingin
• Cooling, untuk daerah dengan karakteristik panas
• Daylighting, penerangan yang cukup
• Ventilation, sebagian alami dan sebagian lagi buatan.
Tentu kebutuhan akan sangat berbeda antara daerah tropis dan sub-tropis dan seterusnya. Hal diatas adalah pemhaman secara umum yang berlaku disemua wilayah. Oleh karena itu strategi yang dibutuhkan untuk tiap-tiap area akan sangat bergantung dengan iklim. Strategi yang diketahui ada 2 yaitu :
• Daerah Dingin : memaksimalkan solar dan penghasil panas, mengatur distribusi dan penyimpanan panas, memperkecil kehilangan panas, dan mengatur ventilasi secara baik.
• Daerah Panas : meminimalkan penyerapan panas, membuang pemanasan, mengoptimalkan ventilasi udara dingin, dan melakukan teknik pendinginan alami. Untuk bangunan-bangunan non-rumah tinggal penggunaan pencahayaan alami sangat dibutuhkan untuk mengurangi konsumsi energi listrik.
b. Desain Urban
Kota dan penggunaan energi bergantung pada 3 bagian yaitu, urban planning, urban morphology dan building design. Perencanaan kota (urban planning) mempunyai ruanglingkup perancangan kota secara menyeluruh. Meskipun iklim mempunyai faktor penting dalam menentukan sebuah perencanaan kota, namun banyak perencanaan yang tidak menggunakan faktor iklim sebagai penentu. Sebuah perencanaan fasilitas transportasi yang dapat memfasilitasi pertumbuhan sebuah daerah akan memberikan sumbangan terhdap penggunaan energi, polusi dan kebutuhan transportasi. Sehingga dengan perencanaa yang baik maka konsep tata kelola energi secara keseluruhan akan memenuhi konsep keberlanjutan. Beberapa panduan untuk melakukan perncanaan kota antara lain :
• Menentukan site lokasi untuk pemanasan di area utara dan bagian yang dingin di area selatan.
• Integrasi untuk area bekerja dan tempat tinggal untuk mengurangi jarak tempuh
• Mendorong orang untuk berjalan dan menggunakan sepeda, bukan transpor bermotor
• Mendorong penggunaan angkutan massal.
Untuk merancang pemanasan maka dibutuhkan beberapa langkah praktis yaitu menentukan orientasi yang mendorong solar acces. Sedangkan untuk merancang proses pendinginan dibutuhkan pengaturan elemen permukaan (surface), pembayangan (shade), ventilasi (ventilation), Penguapan (evaporation).
a. Energi
Bangunan secara umum mempunyai fungsi spesifik seusuai dengan tujuan peruntukannya. Kecenderungan umumnya adalah untuk simbil dan ekspresi estetik dari arsitektur. Bangunan rumah tinggal bertujuan untuk keamanan dari penghuni serta sebagai tanda kepemilikan. Dalam tujuan yang lebih penting lagi, bangunan diperuntukkan sebagai fungsi utama nya adalah perlindungan bagi kegiatan manusia. Dimana bangunan melakukan fungsinya merubah kondisi ekstrem diluar menjadi kondisi yang cocok dan dapat diterima bagi lingkungan manusia. Kita ketahui bahwa kondisi alam diluar bisa sangat tidak bersahabat dengan kebutuhan manusia. Cuaca dingin atau panas yang terlalu berlebihan apalagi dengan durai yang cukup lama tentu akan mengganggu kebutuhan kenyamanan manusia jika tanpa bangunan sebagai “shelter”. Dalam waktu lampau, bangunan melakukan modifikasi iklim prinsipnya didasarkan pada posisi lokasi dan model bangunan. Model bangunan melindungi dari salju, hujan, angin serta matahari. Secara umu bangunan tradisional melakukan respon secara “passive”. Bangunan akan menjadi adaptor (ubah-suai) terhadap elemen-elemen yang mengganggu, cuasa dingin, temperatur tinggi, atau angin yang terlalu kencang. Jumlah energi yang dapat digunakan secara langsung untuk kebutuhan manusia menuntut dilakukannya beberapa modifikasi untuk mengelolanya. Terutama dalam bentuk panas untuk memasak dan pemanas ruangan dan cahaya untuk kebutuhan malam hari. Saat ini energi mumpunyai harga yang mahal. Dengan langkanya fosil sebagai penyumbang utama kebutuhan energi maka semakin lama kebutuhan konsumsi energi akan membutuhkan pengeluaran cukup besar. Sebagian besar orang baik perancang ataupun pengguna, lebih mudah memasang menggunakan pemanas daripada mengatur denah, memasang pendingina daripada mengatur ventilasi, dan menyalakan lampu daripada mengatur bukaan disiang hari. Disini kita memahami kenapa konsumsi energi kita menjadi cukup besar dan tentu tidak mempunyai konsep “sustainable”. Secara umum kebutuhan sebuah rumah tinggal berhubungan dengan elemen dari iklim yaitu temperatur, angin, dan kecukupan cahaya. Kebutuhan yang berhubungan dengan iklim dalam rumah hunian meliputi :
• Heating, untuk musim dingin
• Cooling, untuk daerah dengan karakteristik panas
• Daylighting, penerangan yang cukup
• Ventilation, sebagian alami dan sebagian lagi buatan.
Tentu kebutuhan akan sangat berbeda antara daerah tropis dan sub-tropis dan seterusnya. Hal diatas adalah pemhaman secara umum yang berlaku disemua wilayah. Oleh karena itu strategi yang dibutuhkan untuk tiap-tiap area akan sangat bergantung dengan iklim. Strategi yang diketahui ada 2 yaitu :
• Daerah Dingin : memaksimalkan solar dan penghasil panas, mengatur distribusi dan penyimpanan panas, memperkecil kehilangan panas, dan mengatur ventilasi secara baik.
• Daerah Panas : meminimalkan penyerapan panas, membuang pemanasan, mengoptimalkan ventilasi udara dingin, dan melakukan teknik pendinginan alami. Untuk bangunan-bangunan non-rumah tinggal penggunaan pencahayaan alami sangat dibutuhkan untuk mengurangi konsumsi energi listrik.
b. Desain Urban
Kota dan penggunaan energi bergantung pada 3 bagian yaitu, urban planning, urban morphology dan building design. Perencanaan kota (urban planning) mempunyai ruanglingkup perancangan kota secara menyeluruh. Meskipun iklim mempunyai faktor penting dalam menentukan sebuah perencanaan kota, namun banyak perencanaan yang tidak menggunakan faktor iklim sebagai penentu. Sebuah perencanaan fasilitas transportasi yang dapat memfasilitasi pertumbuhan sebuah daerah akan memberikan sumbangan terhdap penggunaan energi, polusi dan kebutuhan transportasi. Sehingga dengan perencanaa yang baik maka konsep tata kelola energi secara keseluruhan akan memenuhi konsep keberlanjutan. Beberapa panduan untuk melakukan perncanaan kota antara lain :
• Menentukan site lokasi untuk pemanasan di area utara dan bagian yang dingin di area selatan.
• Integrasi untuk area bekerja dan tempat tinggal untuk mengurangi jarak tempuh
• Mendorong orang untuk berjalan dan menggunakan sepeda, bukan transpor bermotor
• Mendorong penggunaan angkutan massal.
Untuk merancang pemanasan maka dibutuhkan beberapa langkah praktis yaitu menentukan orientasi yang mendorong solar acces. Sedangkan untuk merancang proses pendinginan dibutuhkan pengaturan elemen permukaan (surface), pembayangan (shade), ventilasi (ventilation), Penguapan (evaporation).
No comments:
Post a Comment