Strategi (lanjutan)
c. Site Planning
Lokai bangunan dan posisi dalam
site memepunyai kepentingan ekonomis saat ini terutama didaerah sentra bisnis
perkotaan. Sedangkan aspek pertimbangan terhadap kenyamanan tempat berlindung
untuk aktifitas rumah tinggal menjadi faktor penentu kesekian.
Saat ini infrastruktur lingkungan
serta kondisi transportasi menjadikan pemilihan site menjadi sangat terbatas.
Pertimbangan terhadap iklim mikro yang menjadikan aktifitas dan lingkungan
nyaman menjadi sangat mahal karena keterbatasan tersebut. Kita harus
beradapatasi dengan menggunakan konsumsi energi yang lebih banyak karena proses
penyesuaian dengan kebutuhan kenyamanan pengguna bangunan.
Untuk membuat desain bioklimatik
dibutuhkan kepekaan terhadap karakteristik fisik dari site eksisting, antara
lain masalah angin, solar direction, serta keterlindungan atau exposure.
Tujuannya adalah :
·
Menempatkan bangunan pada posisi yang
menguntungkan secara mikroklimate
·
Mendorong terjadinya insolation dan
keterlindungan pada saat terjadi pemanasan
·
Mendorong terjadinya aliran angin segar untuk
pendinginan
Dengan menggunakan model dalam komputer kita dapat melakukan analisa
solar obstraction yang terjadi didalam site. Pembayangan dapat diakibatkan oleh
adanya topografy , bangunan , dan juga vegetasi. Site yang direncanakan
sebaiknya adalah yang masuk dalam proses pembanyangan pada saat jam kerja dalam
cuaca panas.
Menyusun bangunan dan vegetasi sehingga sinar matahari dapat masuk
secukupnya. Atur bangunan yang lebih tinggi dibagian yang tepat untuk
menghindari overshadow pada bangunan yang lebih rendah. Tujuan dari pengaturan
ini adalah untuk mendapatkan efek pengaturan dan penggunaan energi yang lebih
sedikit.
Faktor angin tidak kalah penting dalam menentukan kenyamanan bangunan
dalam site. Catatan penting dalam pengaturan elemen angin adalah pengaturan
angin pada proses yang membutuhkan panas dan membuat ventilasi untuk daerah
yang membutuhkan pendinginan.
Pada wilayah dengan kebutuhan panas pada bangunan maka angin dingin
akan mempercepat kehilangan panas. Pengaturan tanaman sekitar sebagai deflektor
dan topografi akan membantu kehilangan panas yang terjadi. Di eropa bangunan
akan membutuhkan panas matahari dan menghindari aliran angin dingin. Dengan
pengaturan tanaman serta ketinggian kita bisa membelokkan aliran udara dingin
tanpa harus kehilangan sinar matahari langsung.
d.
Perencanaan Bangunan
Bentuk
bangunan mempunyai isyarat tentang kekompleksan proses rancang. Fungsi secara
teknis dan fungsi estetis mempunyai kontribusi secara bersamaan dalam
sintesisnya. Dalam kasus tertentu salah satu faktor tersebut bisa jadi dominan
sekali.
Masih jarang
kita temukan bangunan yang dalam proses perancangan dan pembangunannya
didasarkan pada penghematan energi secara besar-besaran. Sebagian besar masih
menganut aspek teknik lainnya.
Strategi yang dibutuhkan untuk membuat bangunan yang hemat energi
membutuhkan kemampuan dalam mengatur aspek heating, cooling, daylighting, dan
energi secara umum. Dengan menenmpatkan apda posisi yang benar dalam setiap
keputusan proses perancangan dapat dilakukan antara lain :
·
Bentuk dan layout sebaiknya memaksimalkan sinar
matahari sesuai dibutuhkan
·
Tergantung dengan iklim setempat, bentuk dan
layout sebaiknya meminimalkan heat loss atau pelepasan jika dibutuhkan.
·
Posisi ruang dalam denah bangunan diarahkan
untuk mendorong pemenuhan kebutuhan pemanasan atau pendinginan sesuai
kebutuhan.
Dari sisi perencanaan , pemanasan ruang dapat dilakukan dengan
mengatur pengumpulan sinar matahari pada permukaan atau ruangan yang terdapat
dalam bangunan. Jika memang dibutuhkan pengumpulan panas maka orientasi
permukaan terbesar harus diarahkan pada datangnya sinar matahari dengan durasi
lama. Biasanya untuk daerah dengan durasi sinar matahari sedikit akan
membutuhkan teknik ini.
Bentuk yang kompak juga meripaka usaha untuk meminimalkan kehilangan
akan panas. Panas yang dibutuhkan didaerah dingin akan dihambat dengan adanya
bentuk yang kompak ini. Untuk menghindari kehilangan terlalu cepat biasanya
bisa dirancang thermal zonning yang berfungsi sebagai penyangga dari
ruang-ruang inti agar tidak berhubungan langsung dengan ruang luar.
Teknik pengaturan diatas banyak dilakukan didaerah dengan iklim dingin
yang lama seperti di Eropa dan beberapa negara iklim dingin atau sub-tropis.
Untuk wilayah dengan iklim tropis atau panas perencangan sebuah bangunan
mempunyai teknik tersendiri. Dengan konsep memaksimalkan proses pendinginan dan
mempercepat penguapan mungkin menjadi alternatif dalam iklim tropis lembab dan
juga beberapa teknik lainnya.
e. Pemanasan
Di negara Eropa pemanasan ruangan menjadi tujuan utama dalam
merancangan bangunan. Dengan desain dan penggunaan yang cukkup berhati-hari
maka penghematan energi akan dicapai dengan baik. Terdapat 4 faktor penting
yaitu :
·
Collection of heat
Panas ruangan dapat diusahakan
secara langusng melalui jendela, pintu , atap transparan,atau melalui bahan
indirect (tidak langsung) antara alin adalah dinding, atap.
·
Storage
Dengan mengatur volume ruangan,
bahan yang digunakan, bentuk bangunan maka secara keseluruhan bangunan dapat
berfungsi sebagai storage atau tempat penyimpan panas. Sama halnya kita
membayangkan kotak pendingin es yang sering kita gunakan.
·
Distribution
Beberapa negara di darah dingin
melakukan pengaturan distribusi panas secara alami atau mekanikal. Hal ini
dibutuhkan agar distribusi merata ke seluruh ruangan sehingga tidak terjadi
proses penyerapan atau kehilangan yang tidak perlu.
·
Conservation
Dengan mengatur penempatan
tanaman , konfigurasi bangunan, penempatan fasilitas yang berfungsi sebagai
buffer seperti tangga, sanitar, dll, pemakaian bahan yang sesuai serta kontrol
terhadap ventilasi maka konservasi terhadap panas dapat secara efisien
didapatkan.
f. Pendinginan
Bangunan-bangunan didaerah panas tropis
akan sangat membutuhkan teknik pendinginan yang diperlukan untuk mendapatkan
kenyamanan berkatifitas. Beberapa langkah yang perlu dipahami antara lain
adalah :
·
Solar control
Pengendalian sinar matahari
langsung sangat diperlukan dengan membuat bagian-bagian bangunan secara
permanen yang dapat mengendalikan masuknya sinar matahari kedalam bangunan.
Jendela, pintu dan bukaan lain, sosoran ,vegetasi semua mempunyai peranan
penting dalam mengendalikan masuknya sinar matahri dalam bangunan.
·
External gains
Penyumbang panas di luar
bangunan menjadi faktor penting ketika pendinginan dilakukan dengan menggunakan
cara natural. Pengaturan ligkungan yang dapat menghasilkan panas banyak harus
dilakukan untuk mereduksi aliran panas kedalam bangunan.
·
Internal gains
Selain faktor penghasil panas
dari luar , internal gains juga harus dikendalikan jumlahnya. Penggunaa
peralatan listik , jumlah penghuni , materila interior menjadi penyumbang panas
yang harus dikendalikan.
·
Ventilation
Penghawaan alami akan efektif
jika faktor lingkungan mendukung. Antara lain lingkungan yang sejuk banyak
terdapat udara dingin dan segar yang dihasilkan dari tanaman. Ventilasi selain
selain memasukkan udara dingin juga dapat digunakan mengeluarkan udara panas.
·
Natural cooling
Pendinginan alami dapat dilakukan dengan
cara salah satunya adalah evaporative cooling. Yaitu menggunakan material air
yang membantu penguapan panas sehingga mengurangi jumlah panas yang ada. Dengan
menempatkan fountain atau kolam atau air mancur disekitar bangunan akan
membantu proses evaporative. Penempatan tanaman rumput dihalaman juga akan
membantu proses pendinginan secara alami. Mnanam pepohonan disekitar bangunan
yang dapat melindungi secara langsung serta membantu evaporasi akan memberikan
efek pendinginan terhadap ruang dalam bangunan.
(bersambung)