Bagi mahasiswa peserta program khusus Perancangan Arsitektur 3 diharap memperhatikan peraturan dalam mengikuti program ini. Wajib bagi semua peserta untuk mematuhinya.
1. mahasiswa yang berhak mengikuti program khusus Perancangan Arsitektur 3 adalah yang sudah terdaftar dalam absen peserta.
2. mahasiswa wajib mengikuti jadual daftar acara perkuliahan tanpa alasan apapun.
3. pengumpulan setiap tugas dilakukan paling lambat sehari setelah jadula asistensi dengan pengumpulan maksimal jam 10.00 pagi. tidak ada toleransi apapun kepada mahasiswa yang terlambat atau dianggap tidak mengumpulkan.
4. pertemuan dilakukan sesuai jadual acara perkuliahan dan materi dapat langsung di download di situs herusu71.blogspot.com (arsitektur on line).
5. jika dosen berhalangan hadir untuk tatap muka langsung, maka materi di "arsitektur on line" dianggap sebagai penganti tatap muka langsung mata kuliah. segala pertanyaan dapat dialamatkan ke email yang telah tersedia.
6. tidak mengumpulkan tugas akan berakibat terhadap berkurangnya nilai poin yang anda kumpulkan untuk hasil akhir.
7. asistensi dapat dilakukan pada jadual kehadiran sesuai daftar acara perkuliahan yang telah diumumkan.
8. pertemuan dilakukan sebanyak 12 kali.
Dosen Pengampu
Heru Subiyantoro, ST.,MT.
Web blog ini dibentuk mewadahi kegiatan arsitektur . berisi konsultasi dunia perancangan arsitektur
Friday, July 10, 2009
Thursday, July 09, 2009
Rumah Susun Sadang Serang
Apr 2009
27
Desain Gemawang Swaribathoro
__________________________________________________
Materi Gambar ini disajikan untuk bahan kajian menyelesaikan tugas SPA 3 tentang rumah susun
-----------------------------------------------------------------------PENGUMUMAN : PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 (PROGRAM KHUSUS)
SEHUBUNGAN DENGAN JADWAL PENGUJIAN PENDADARAN YANG DILAKUKAN HARI KAMIS 9 JULI 2009 , MAKA DENGAN INI PERKULIAHAN HARI TERSEBUT DILAKUKAN SECARA ONLINE. SILAKAN MEMBACA DAN DOWNLOAD MATERI YANG TELAH DI UPLOAD DENGAN TAG "RUMAH SUSUN".
PS : Semua pertanyaan dan komentar dapat dilakukan melalui masing-masing topik dibagian "komentar" dibawah postingan tersebut.
DOSEN PENGAMPU
Heru Subiyantoro, ST., MT.
PS : Semua pertanyaan dan komentar dapat dilakukan melalui masing-masing topik dibagian "komentar" dibawah postingan tersebut.
DOSEN PENGAMPU
Heru Subiyantoro, ST., MT.
Terbitkan Entri
Wednesday, July 08, 2009
Contoh Bangunan Rumah Susun Sewa Di Jakarta
Berikut adalah contoh-contoh proyek RUMAH SUSUN di JAKARTA
· RUSUN MARUNDA
· RUSUN ROROTAN
· RUSUN RAWA BEBEK
· RUSUN TAMBORA
· RUSUN PENGADEGAN
Sumber : Dinas Perumahan Provinsi DKI Jakarta
____________________________________________________
Materi ini disampaikan sebagai suplemen Studio Perancangan Arsitektur 3
----------------------------------------------------------------------------
FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KINERJA RUSUNAWA DI BANDUNG STUDI KASUS: RUSUN SARIJADI
FAKTOR DETERMINAN
YANG MEMPENGARUHI KINERJA RUSUNAWA DI BANDUNG
STUDI KASUS: RUSUN SARIJADI
Andi Harapan S.
Sugeng Triyadi S.
Abstrak
Penjaminan kinerja bangunan merupakan isu penting yang belum banyak diangkat di Indonesia. Isu ini sudah banyak berkembang di luar negeri, karena terkait dengan daur hidup bangunan. Didalam penelitian ini isu ini dikaitkan dengan Rusunawa sebagai studi kasus. Makalah ini bertujuan untuk mencari model penjaminan kinerja bangunan Rusunawa yang dikaitkan dengan daur hidup bangunan (building lyfe-cycle). Metodologi yang digunakan untuk mencari faktor determinan kinerja bangunan adalah dengan pendekatan matriks (matrics approach), yang membreak-down kinerja bangunan secara keseluruhan, sehingga didapatkan objek kinerja bangunan. Kinerja bangunan terkait dengan seluruh fase bangunan tersebut, yang mencakup fase predisain, fase desain, fase konstruksi, dan fase pemakaian (Minnesota Sustainable Design Guide, 2000). Fase predesain mencakup: project initiation, programming, dan pemilihan site. Fase desain mencakup : desain schematic, desain development, dokumen konstruksi dan spesifikasi. Fase konstruksi mencakup : bidding and award, konstruksi, dan commissioning. Fase occupancy mencakup : start-up, operation & maintenance, dan next use.
Kajian ini lebih menekankan pencarian faktor determinan yang mempengaruhi kinerja bangunan pada fase occupance yang menyangkut masalah operasi dan maintenance bangunan Rusunawa di Bandung, dengan melihat pengaruhnya terhadap bangunan tersebut.
Kata kunci : faktor determinan, kinerja bangunan, Performance Metric, Rusunawa
_____________________________
Kesimpulan dari makalah diatas adalah :
Berdasarkan performance metric yang digunakan untuk menentukan faktor determinan yang mempengaruhi kinerja Rusunawa berdasarkan life cycle project Rusunawa, maka didapat (sebagai kesimpulan sementara) bahwa factor-faktor determinan yang mempengaruhi Rusunawa adalah:
1. Tahap Prarancangan. Pada tahap ini yang paling berpengaruhi kinerja Rusunawa adalah pemilihan lokasi, konsep penghematan energi, konsep kenyamanan, konsep penghematan biaya, dan konsep lingkungan yang harus dipikirkan secara matang melalui strategis planning yang baik (tahap programming).
2. Tahap Desain, yang merupakan tahap perencanaan bangunan, yang dibuat melalui desain review, memakai material awet dan bebas perawatan, detail-detail konstruksi yang mudah perawatannya, dan mudah mengoperasikannya.
3. Tahap Konstruksi. Dilakukan melalui commissioning, antara lain pemakaian peralatan bangunan yang hemat energi, tidak merusak lingkungan.
4. Tahap Occupancy. Meliputi tahap penghunian dan operasional bangunan, penghematan sumber daya alam, hemat energi, mudah perbaikan dan penggantian, dan lain-lain.
Makalah ini merupakan makalah yang masih perlu dilengkapi dengan temuan-temuan yang baru untuk penyempurnaan. Makalah ini masih terbatas pada pencarian kinerja awal yang mempengaruhi kinerja bangunan berdasarkan data awal, yaitu tinjauan lapangan dan studi
literatur.
*kutipan makalah ilmiah diatas merupakan bahan kajian dalam pertimbangan perancangan rumah susun sehingga dapat dipersiapkan konsep-konsep yang dapat mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi dalam perancangan maupun dalam proses okupansi*
______________________________________________________________
Materi ini disampaikan sebagai suplemen mata kuliah studio perancangan arsitektur 3
----------------------------------------------------------------------------------------
YANG MEMPENGARUHI KINERJA RUSUNAWA DI BANDUNG
STUDI KASUS: RUSUN SARIJADI
Andi Harapan S.
Sugeng Triyadi S.
Abstrak
Penjaminan kinerja bangunan merupakan isu penting yang belum banyak diangkat di Indonesia. Isu ini sudah banyak berkembang di luar negeri, karena terkait dengan daur hidup bangunan. Didalam penelitian ini isu ini dikaitkan dengan Rusunawa sebagai studi kasus. Makalah ini bertujuan untuk mencari model penjaminan kinerja bangunan Rusunawa yang dikaitkan dengan daur hidup bangunan (building lyfe-cycle). Metodologi yang digunakan untuk mencari faktor determinan kinerja bangunan adalah dengan pendekatan matriks (matrics approach), yang membreak-down kinerja bangunan secara keseluruhan, sehingga didapatkan objek kinerja bangunan. Kinerja bangunan terkait dengan seluruh fase bangunan tersebut, yang mencakup fase predisain, fase desain, fase konstruksi, dan fase pemakaian (Minnesota Sustainable Design Guide, 2000). Fase predesain mencakup: project initiation, programming, dan pemilihan site. Fase desain mencakup : desain schematic, desain development, dokumen konstruksi dan spesifikasi. Fase konstruksi mencakup : bidding and award, konstruksi, dan commissioning. Fase occupancy mencakup : start-up, operation & maintenance, dan next use.
Kajian ini lebih menekankan pencarian faktor determinan yang mempengaruhi kinerja bangunan pada fase occupance yang menyangkut masalah operasi dan maintenance bangunan Rusunawa di Bandung, dengan melihat pengaruhnya terhadap bangunan tersebut.
Kata kunci : faktor determinan, kinerja bangunan, Performance Metric, Rusunawa
_____________________________
Kesimpulan dari makalah diatas adalah :
Berdasarkan performance metric yang digunakan untuk menentukan faktor determinan yang mempengaruhi kinerja Rusunawa berdasarkan life cycle project Rusunawa, maka didapat (sebagai kesimpulan sementara) bahwa factor-faktor determinan yang mempengaruhi Rusunawa adalah:
1. Tahap Prarancangan. Pada tahap ini yang paling berpengaruhi kinerja Rusunawa adalah pemilihan lokasi, konsep penghematan energi, konsep kenyamanan, konsep penghematan biaya, dan konsep lingkungan yang harus dipikirkan secara matang melalui strategis planning yang baik (tahap programming).
2. Tahap Desain, yang merupakan tahap perencanaan bangunan, yang dibuat melalui desain review, memakai material awet dan bebas perawatan, detail-detail konstruksi yang mudah perawatannya, dan mudah mengoperasikannya.
3. Tahap Konstruksi. Dilakukan melalui commissioning, antara lain pemakaian peralatan bangunan yang hemat energi, tidak merusak lingkungan.
4. Tahap Occupancy. Meliputi tahap penghunian dan operasional bangunan, penghematan sumber daya alam, hemat energi, mudah perbaikan dan penggantian, dan lain-lain.
Makalah ini merupakan makalah yang masih perlu dilengkapi dengan temuan-temuan yang baru untuk penyempurnaan. Makalah ini masih terbatas pada pencarian kinerja awal yang mempengaruhi kinerja bangunan berdasarkan data awal, yaitu tinjauan lapangan dan studi
literatur.
*kutipan makalah ilmiah diatas merupakan bahan kajian dalam pertimbangan perancangan rumah susun sehingga dapat dipersiapkan konsep-konsep yang dapat mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi dalam perancangan maupun dalam proses okupansi*
______________________________________________________________
Materi ini disampaikan sebagai suplemen mata kuliah studio perancangan arsitektur 3
----------------------------------------------------------------------------------------
Subscribe to:
Posts (Atom)