KISI KISI
KULIAH PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
1.
Perilaku Dalam Arsitektur
a. Setiap perilaku yang secara terus
meneurs dilakukan akan membentuk kebiasaan. Kebiasaan manusia dapat berpengaruh
terhadap pola penataan ruang dalam arsitektur.
b. Pola penataan ruang arsitektur
dipengaruhi oleh pola kebiasaan dari pengguna atau aktifitas yang sering
dilakukan pemakai ruangan tersebut. Sebagai bukti beberapa ruang yang sudah
direncanakan diawal dapat berubah seiring dengan waktu penggunaan ruang
tersebut. Bukti lain adalah ruang yang direncanakan secara standard untk
pemakai awal akan berubah seiring dengan pengguna yang baru.
c. Setiap perilaku dari pemakai yang
mempunyai profesi atau aktifitas yang berbeda-beda akan memberikan dampak
pengaturan yang berbeda juga. Sebagai contoh profesi seorang seniman akan jauh berbeda dengan
susunan ruang seseorang yang berprofesi dokter atau insinyur teknik.
2.
Aktifitas dan Fasilitas
a. Perilaku berhubungan dengan aktifitas
yang berulang-ulang dilakukan oleh seseorang. Perilaku merupakan wujud
kebiasaan dari seseorang yang sudah menjadi kebiasaan.
b. Penentuan aktifitas dapat di lakukan
dengan melakukan observasi dilapangan dan dari studi preseden dari obyek
sejenis yang pernah dibangun sebelumnya. Observasi tersebut harus dilakukan
secara teliti agar tidak terjaedi kesalahan dalam penyediaan fasilitas
kebutuhan yang diperlukan pengguna bangunan.
c. Kebutuhan fasilitas dapat dilakukan
dengan melakukan penggolongan fasilitas sesuai prioritas kebituhan paling
utama. Kebutuhan pokok ruang harus dipenuhi lebih dahulu dan dilanjutkan
berikutnya kebutuhan penunjang.
3.
Susunan Program Ruang
a. Program ruang harus dilakukan
terlebih dahulu sebelum melakukan pengelolaan terhadap ruang-ruang tersebut.
b. Ruang-ruang yang sudah dihasilkan
lalu disusun dalam sebuah organisasi yang lebih komplek.
c. Perhubungan antar ruang tersebut
sesungguhnya membutuhkan sebuah studi yang cukup rumit. Menghubungkan ruang
satu dengan yang lainnya membutuhkan sebuah alasan yang rasional mencakup
kebutuhan-kebutuhan antar ruang satu dengan lainnya.
d. Perhubungan ruang akan semakin sulit
jika jumlah ruang semakin banyak.
e. Teknik penyusunan yang dapat membantu
dalam pengelolaan ruang adalah dengan melakukan pengelompoka secara bertahap.
Melakukan organisir secara bertahap akan mengurangi kletidakefisienan rancangan
program ruang.
4.
Sirkulasi/Hubungan Antar Ruang
a. Konsekuensi dari sebuah penyusunan
banyak ruang adalh memberikan akses jalan yang memadahi terhadap ruang-ruang
tersebut.
b. Seperti merancang infrastruktur jalan
pada sebuiah kota, maka jalur sirkulasi jalan untuk mengakses masing masing
ruang juga dibutuhkan agar dapat terhubung dan dapat diakses.
c. Sirkulasi berupa ruang jalan juga
harus diperhitungkan secara matang dalam perhitungan koefisien dasar bangunan.
d. Sirkulasi jalan sebaiknya juga direncanakan
secara bertahap dalam kategori utama dan penunjang. Hal tersebut dilakukan agar
pemakai jalan dapat mengenali secara baik fasilitas utama dan penunjang.
e. Jumlah pemakai jalan sirkulasi juga
harus mendapat perhatian dalam sebuah studi ruang sirkulasi agar kenyamanan
raung sirkulawsi terpenuhi.
5.
Tatanan
Massa pada Tapak (Susunan, Sirkulasi, Rg. Luar)
a.
Jumlah massa pada tapak ditentukan oleh akumulasi
kelompok dan jumlah ruang dan fasilitas yang dibuat.
b.
Susunan dari sejumlah massa ditentukan dari pengelolaan
fasilitas dan ruang yang telah dikelompokkan. Secara umum obyek perancangan
mempunyai 2 kelompok besar. Yaitu obyek dengan massa utama tunggal dan bangunan
dengan massa banyak.
c.
Bangunan dengan massa tunggal lebih ringkas dalam
pengelolaan ruang luar. Sedangkan bangunan dengan massa banyak membeutuhkan
langkah lanjutan untuk mengatur susunan ruang luarnya.
d.
Pengelolaan tatanan massa lebih dibutuhkan pada obyek
dengan massa banyak. Meskipun begitu obyek massa tunggal juga tetap membetuhkan
pengelolaan terutama menyangkut sirkulasi akses bangunan dan kebutuhan secara
spesifik terhadap bangunan tersebut.
e.
Obyek bangunan dengan massa banyak umumnya
mempunyai kebutuhan terhadap ruang pandang yang bagus dan ruang luar sebagai
kebutuhan aktifitas yang lebih banyak.
f.
Untuk menciptakan kenyamanan ruang , obyek
arsitektur dengan massa lebih banyak, mempunyai kemungkinan keberhasilan lebih
tinggi secara alami. Bangunan dengan massa tunggal akan sangat sulit untuk
mendapatkan kenyamanan secara alami.
g.
Penentuan sirkulasi jalan antar massa harus
memperhitungkan tingkat kebutuhan terbesar antara massa bangunan yang
terhubung.
6.
Bentuk dan
Tampilan
a. Bentuk
bangunan mempunyai sumber ide yang sangat banyak dan beragam.
b. Bentuk
bangunan sangat tergantung dari metode pencarian bentuk yang dilakukan oleh
perancang.
c. Bentuk
bangunan tidak harus mempunyai mencerminkan aspek dari fungsi ruangan
arsitektur. sehingga apapun dapat teknik yang dilakukan dapat menjadi referensi
bentuk bangunan.
d. Penyesuaian
antara kesejarahan bentuk dan fungsi harus dilakukan secara bertahap untuk
menghasilkan konsep bangunan yang konsisten.
e. Tampilan
ruang arsitektur seharusnya mendapatkan porsi khusus untuk menghasilkan
komunikasi “arsitektur” yang bernilai secara artistic.
f.
Pemenuhan kadar estetika dapat dilakukan secara
mandiri tidak harus harus tergantung dengan aspek lain dalam perancangan. Jika
tergantung dengan aspek lain, maka kita harus secara konsiten melakukan
pendekatan secara bagian per bagian.
7.
Lingkungan
a.
Lingkungan menjadi penentu besar dalam perancangan
kita. Tidak bisa dihindari bahwa lingkungan menjadi factor utama dalam
melakukan perancangan bangunan.
b.
Konsep bahwa bangunan harus dapat menjalani fungsinya
sebagai pelindung aktifitas, maka lingkungan menjadi pendorong terhadap ide-ide
penyelesaian yang sesuai dengan kebutuhan manusia sengai pengguna.
c.
Misi terciptanya desain lingkungan yang ideal juga
menjadi alas an yang cukup kuta untuk merancang bangunan yang sesuai.
TUGAS 2
A. Membuat
Sketsa Awal Bentuk Ideal
1. Membuat
perancangan : ide imajinasi bentuk bebas yang ideal (fungsi dan arstistik)
tentang Obyek SMK sebagai “entry sketching” untuk rancangan pertama anda.
Sketsa ini bebas tidak perlu tergantung dengan apa yang anda rencanakan dalam
program ruang. Anda cukup membuat sketsa bebas yang menurut anda ideal untuk
sebuah sekolah menengah kejuruan yang sesuai dengan kondisi saat ini.
2. Rupakan
dalam bentuk model dengan menggunakan stirofoam tentang bentuk ideal hasil
sketsa anda tersebut. Jika memungkinkan sertai dengan warna yang menurut anda
mewakili ide anda.
B. Membuat
Perencanaan Ruang
1. Membuat perencanaan
: penggolongan (gruping) terhadap kelompok kebutuhan ruang dalam obyek Sekolah
Menengah Kejuruan.
2. Membuat perencanaan
: studi ruang untuk masing-masing kebutuhan ruang pada Sekolah Menengah Kejuruan.
3. Membuat perencanaan
: Pola hubungan antara kelompok ruang (massa maupun ruang luar) dalam bentuk
diagram (bukan denah ruangan).
Format Pengumpulan Tugas
1. Buatlah
dalam lembar A3
2. Gunakan
sketsa manual anda. Penggunaan computer diperkenankan hanya untuk mengerjakan
layout agar presentasi lebih menarik
3. Media
sketsa bebas menggunakan apapun yang layak dan bagus presentasinya.
4. Semua hasil
dibendel jadi satu dan disampul.