Monday, February 13, 2017

Kisi-Kisi Aspek Perancangan Arsitektur 4

KISI KISI KULIAH PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
1.      Perilaku Dalam Arsitektur
a.      Setiap perilaku yang secara terus meneurs dilakukan akan membentuk kebiasaan. Kebiasaan manusia dapat berpengaruh terhadap pola penataan ruang dalam arsitektur.
b.      Pola penataan ruang arsitektur dipengaruhi oleh pola kebiasaan dari pengguna atau aktifitas yang sering dilakukan pemakai ruangan tersebut. Sebagai bukti beberapa ruang yang sudah direncanakan diawal dapat berubah seiring dengan waktu penggunaan ruang tersebut. Bukti lain adalah ruang yang direncanakan secara standard untk pemakai awal akan berubah seiring dengan pengguna yang baru.
c.       Setiap perilaku dari pemakai yang mempunyai profesi atau aktifitas yang berbeda-beda akan memberikan dampak pengaturan yang berbeda juga. Sebagai contoh profesi  seorang seniman akan jauh berbeda dengan susunan ruang seseorang yang berprofesi dokter atau insinyur teknik.
2.      Aktifitas dan Fasilitas
a.      Perilaku berhubungan dengan aktifitas yang berulang-ulang dilakukan oleh seseorang. Perilaku merupakan wujud kebiasaan dari seseorang yang sudah menjadi kebiasaan.
b.      Penentuan aktifitas dapat di lakukan dengan melakukan observasi dilapangan dan dari studi preseden dari obyek sejenis yang pernah dibangun sebelumnya. Observasi tersebut harus dilakukan secara teliti agar tidak terjaedi kesalahan dalam penyediaan fasilitas kebutuhan yang diperlukan pengguna bangunan.
c.       Kebutuhan fasilitas dapat dilakukan dengan melakukan penggolongan fasilitas sesuai prioritas kebituhan paling utama. Kebutuhan pokok ruang harus dipenuhi lebih dahulu dan dilanjutkan berikutnya kebutuhan penunjang.
3.      Susunan Program Ruang
a.      Program ruang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengelolaan terhadap ruang-ruang tersebut.
b.      Ruang-ruang yang sudah dihasilkan lalu disusun dalam sebuah organisasi yang lebih komplek.
c.       Perhubungan antar ruang tersebut sesungguhnya membutuhkan sebuah studi yang cukup rumit. Menghubungkan ruang satu dengan yang lainnya membutuhkan sebuah alasan yang rasional mencakup kebutuhan-kebutuhan antar ruang satu dengan lainnya.
d.      Perhubungan ruang akan semakin sulit jika jumlah ruang semakin banyak.
e.      Teknik penyusunan yang dapat membantu dalam pengelolaan ruang adalah dengan melakukan pengelompoka secara bertahap. Melakukan organisir secara bertahap akan mengurangi kletidakefisienan rancangan program ruang.
4.      Sirkulasi/Hubungan Antar Ruang
a.      Konsekuensi dari sebuah penyusunan banyak ruang adalh memberikan akses jalan yang memadahi terhadap ruang-ruang tersebut.
b.      Seperti merancang infrastruktur jalan pada sebuiah kota, maka jalur sirkulasi jalan untuk mengakses masing masing ruang juga dibutuhkan agar dapat terhubung dan dapat diakses.
c.       Sirkulasi berupa ruang jalan juga harus diperhitungkan secara matang dalam perhitungan koefisien dasar bangunan.
d.      Sirkulasi jalan sebaiknya juga direncanakan secara bertahap dalam kategori utama dan penunjang. Hal tersebut dilakukan agar pemakai jalan dapat mengenali secara baik fasilitas utama dan penunjang.
e.      Jumlah pemakai jalan sirkulasi juga harus mendapat perhatian dalam sebuah studi ruang sirkulasi agar kenyamanan raung sirkulawsi terpenuhi.
5.       Tatanan Massa pada Tapak (Susunan, Sirkulasi, Rg. Luar)
a.       Jumlah massa pada tapak ditentukan oleh akumulasi kelompok dan jumlah ruang dan fasilitas yang dibuat.
b.      Susunan dari sejumlah massa ditentukan dari pengelolaan fasilitas dan ruang yang telah dikelompokkan. Secara umum obyek perancangan mempunyai 2 kelompok besar. Yaitu obyek dengan massa utama tunggal dan bangunan dengan massa banyak.
c.       Bangunan dengan massa tunggal lebih ringkas dalam pengelolaan ruang luar. Sedangkan bangunan dengan massa banyak membeutuhkan langkah lanjutan untuk mengatur susunan ruang luarnya.
d.      Pengelolaan tatanan massa lebih dibutuhkan pada obyek dengan massa banyak. Meskipun begitu obyek massa tunggal juga tetap membetuhkan pengelolaan terutama menyangkut sirkulasi akses bangunan dan kebutuhan secara spesifik terhadap bangunan tersebut.
e.      Obyek bangunan dengan massa banyak umumnya mempunyai kebutuhan terhadap ruang pandang yang bagus dan ruang luar sebagai kebutuhan aktifitas yang lebih banyak.
f.        Untuk menciptakan kenyamanan ruang , obyek arsitektur dengan massa lebih banyak, mempunyai kemungkinan keberhasilan lebih tinggi secara alami. Bangunan dengan massa tunggal akan sangat sulit untuk mendapatkan kenyamanan secara alami.
g.       Penentuan sirkulasi jalan antar massa harus memperhitungkan tingkat kebutuhan terbesar antara massa bangunan yang terhubung.
6.      Bentuk dan Tampilan
a.      Bentuk bangunan mempunyai sumber ide yang sangat banyak dan beragam.
b.      Bentuk bangunan sangat tergantung dari metode pencarian bentuk yang dilakukan oleh perancang.
c.       Bentuk bangunan tidak harus mempunyai mencerminkan aspek dari fungsi ruangan arsitektur. sehingga apapun dapat teknik yang dilakukan dapat menjadi referensi bentuk bangunan.
d.      Penyesuaian antara kesejarahan bentuk dan fungsi harus dilakukan secara bertahap untuk menghasilkan konsep bangunan yang konsisten.
e.      Tampilan ruang arsitektur seharusnya mendapatkan porsi khusus untuk menghasilkan komunikasi “arsitektur” yang bernilai secara artistic.
f.        Pemenuhan kadar estetika dapat dilakukan secara mandiri tidak harus harus tergantung dengan aspek lain dalam perancangan. Jika tergantung dengan aspek lain, maka kita harus secara konsiten melakukan pendekatan secara bagian per bagian.
7.       Lingkungan
a.       Lingkungan menjadi penentu besar dalam perancangan kita. Tidak bisa dihindari bahwa lingkungan menjadi factor utama dalam melakukan perancangan bangunan.
b.      Konsep bahwa bangunan harus dapat menjalani fungsinya sebagai pelindung aktifitas, maka lingkungan menjadi pendorong terhadap ide-ide penyelesaian yang sesuai dengan kebutuhan manusia sengai pengguna.
c.       Misi terciptanya desain lingkungan yang ideal juga menjadi alas an yang cukup kuta untuk merancang bangunan yang sesuai.

TUGAS 2
A.      Membuat Sketsa Awal Bentuk Ideal
1.      Membuat perancangan : ide imajinasi bentuk bebas yang ideal (fungsi dan arstistik) tentang Obyek SMK sebagai “entry sketching” untuk rancangan pertama anda. Sketsa ini bebas tidak perlu tergantung dengan apa yang anda rencanakan dalam program ruang. Anda cukup membuat sketsa bebas yang menurut anda ideal untuk sebuah sekolah menengah kejuruan yang sesuai dengan kondisi saat ini.
2.      Rupakan dalam bentuk model dengan menggunakan stirofoam tentang bentuk ideal hasil sketsa anda tersebut. Jika memungkinkan sertai dengan warna yang menurut anda mewakili ide anda.
B.      Membuat Perencanaan Ruang
1.      Membuat perencanaan : penggolongan (gruping) terhadap kelompok kebutuhan ruang dalam obyek Sekolah Menengah Kejuruan.
2.      Membuat perencanaan : studi ruang untuk masing-masing kebutuhan ruang pada Sekolah Menengah Kejuruan.
3.      Membuat perencanaan : Pola hubungan antara kelompok ruang (massa maupun ruang luar) dalam bentuk diagram (bukan denah ruangan).
Format Pengumpulan Tugas
1.      Buatlah dalam lembar A3
2.      Gunakan sketsa manual anda. Penggunaan computer diperkenankan hanya untuk mengerjakan layout agar presentasi lebih menarik
3.      Media sketsa bebas menggunakan apapun yang layak dan bagus presentasinya.

4.      Semua hasil dibendel jadi satu  dan disampul.

silakan download disini